Aliansi Mahasiswa UMI, Pentingkah Demokrasi Kampus

0

Makassar, cakrawalaide.com – Aliansi Mahasiswa UMI menggelar diskusi trotoar (Distro) yang membahas tentang pentingkah demokrasi kampus, di pelataran Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI, Kamis (19/04).

Ketua FMK Komisariat UMI, Rendi Jerfatin menuturkan bahwa kampus UMI tidak demokratis. Kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak berdasarkan kebutuhan mahasiswa. Hal ini bisa dilihat dari beberapa peristiwa yang terjadi dalam kampus, mahasiswa diberikan sanksi skorsing karena melakukan aksi yang dianggap oleh pihak kampus telah mengganggu stabilitas kampus, sehingga menurutnya UMI butuh demokrasi.

“Jadi kalau pertanyaannya kira-kira UMI itu demokratis atau tidak, jawabnya yah UMI itu tidak demokratis, ataukah dipendiskusian kita kan sering dibahas soal Statuta dan lain sebagainya. Jadi distatuta itu seharusnya semua kebijakan-kebijakan yang diambil itu kan harusnya berdasarkan dari kebutuhan mahasiswa. Tapi yang menjadi persoalan sampai hari ini Statuta itu tidak pernah ditunjukkan kepada mahasiswa,” tutur Rendi yang akrab disapa Semut Merah.

Rendi juga menambahkan, pokok permasalahan dari ketidak demokratisnya kampus berawal dari disahkannya UU no 12 tahun 2012 tentang otonomi kampus, yang memberikan hak kepada kampus untuk membuat kebijakannya sendiri.

“Kalau bicara soal bagaimana tidak demokratisnya kampus itu semua mulai lahir dari UU no 12 tahun 2012, salah satu poinnya yang bicara soal otonomi kampus, jadi kampus bebas buat kebijakan-kebijakannya sendiri, jadi kalau seandainya ada mahasiswa yang turun aksi meminta demokratisasi kampus kemudian pihak kampus melihat itu sebagai pengganggu stabilitas kampus makanya mahasiswa itu diberikan sanksi skorsing dan DO, nah itu tidak ada tanggung jawab negara disitu karena kampus sudah punya kebijaksanaannya sendiri” tambahnya.

Fikram Maulana sebagai salah satu pembicara dalam diskusi, menjelaskan bahwa demokrasi terbagi atas dua jenis. Pertama, demokrasi langsung yang dimana sistem demokrasi ini memberikan kesempatan terhadap seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah kebijakan umum dalam hal ini undang-undang. Kedua, demokrasi tidak langsung merupakan sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem perwakilan.

“Demokrasi langsung sebagai salah satu demokrasi yang dalam perumusan kebijakan dirumuskan secara bersama antara masyarakat dan pemimpin-pemimpin negara, dan demokrasi tidak lagsung adalah kosnsep demokrasi yang dibuat melalui sistem keterwakilan. Misalnya, untuk merumuskan kebijakan ada yang mewakili dari beberapa daerah,” jelas Fikram.

Ketua BEM Fikom, Pablo, mengatakan bahwa kampus yang dipandang oleh masyarakat umum adalah sebagai lembaga pendidikan yang mempraktekkan demokrasi, tapi kenyataannya berbeda kebijakan yang dikeluarkan oleh birokrasi kampus tidak melibatkan mahasiswa.

“Kampus oleh kebanyakan masyarakat umum memandang bahwa kampus itu sebagai lembaga demokrasi. Ironisnya, ketika ada kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak fakultas dan universitas, mahasiswa sama sekali tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan tersebut, dan ini merupakan instrumen-instrumen pembungkaman yang terjadi di Universitas,” ungkap Pablo.

Fahmi Sambilan selaku ketua Senat Fakultas Teknik, menyampaikan hal yang berbeda, menurut Fahmi dalam UU telah diatur tentang Perguruan Tinggi yang membahas soal demokrasi kampus. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa ternyata pemahaman demokrasi antara mahasiswa dan birokrasi kampus berbeda.

“Terkait perbedaan soal demokrasi, ini juga hasil dialog dengan pihak rektorat, jadi memang sistem demokrasi yang kemudian kita pahami hari ini dikalangan mahasiswa bagaimana sistem demokrasi ini merupakan kekuatan dari rakyat adalah sistem pemerintahan yang dimana rakyat menjadi pengambil keputusan tertinggi. Tapi, dalam dialog kemarin dari pihak rektorat mengatakan bahwa sistem demokrasi di UMI berbeda dengan sistem demokrasi pada umumnya, sistem yang ada di UMI ini dibiarkan mengalir dari senat fakultas kemudian ketua yayasan sebagai pengambil keputusan tertinggi,” ungkap Fahmi.

Penulis : Izhan Ide
Red : Pade S.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *