Solidaritas Adalah Modal Pokok Kemenangan Warga

0
IMG_5634
ilustrasi: penggalangan dana untuk pandang raya oleh Fosis, UPPM UMI

(Reportase Gerakan Longmarch Warga Pandang Raya Bagian II)

Oleh : Ayie Wallacea

Makassar, ckrawalaide.com — Secara telanjang kasus pandang raya merupakan kasus timpang yang melibatkan mafia tanah dan mafia peradilan didalamnya. Putusan kemenangan Goman Wisan atas tanah Pandang Raya di tingkatan Banding di Pengadilan Tinggi, dan Kasasi di Mahkamah Agung patut dipertanyakan. Selain itu, Surat Keterangan lurah, camat, dan Kepala BPN Kota Makassar perihal perbedaan objek tanah sesuai persil kohir Goman Wisan dan pihak warga juga diabaikan oleh Pengadilan Negeri Makassar. Akhirnya tanggal 12 September 2014, Pengadilan Negeri beserta polisi dan preman menggusur rumah warga. Hingga kini warga masih mengungsi ditenda yang dibangunnya dengan keterbatasan yang ada, kehidupan terlunta-lunta, dan beberapa hak asasi lainnya tercerabut.

Warga secara hukum formil dapat mempertahankan tanahnya, dan juga tak ada alasan yang bisa membuat tanah Warga Pandang Raya dirampas. Namun beda kelas, beda uang dan beda putusan. Menurut beberapa pihak termaksud kuasa hukum Warga Pandang Raya (LBH Makassar), Goman Wisan yang merupakan Pengusaha Kakao asal Palu dicurigai memainkan peran mafia hukum didalam kasus ini. Olehnya itu rangkaian hukum formil yang menjadi kekuatan warga di litigasi “jebol” dengan kuatnya dominasi modal yang dimainkan oleh Goman.

Kini Warga Pandang Raya mengajak seluruh warga untuk bersolidaritas dalam melawan setiap perampasan tanah yang dilakukan oleh state maupun non state. Olehnya itu disamping perjuangan merebut kembali tanah melalui mekanisme hukum yang ada, Warga Pandang Raya memprotes segala putusan hukum yang timpang ketika berhadapan dengan dominasi modal.

Aksi gerakan longmarch mengelilingi Kota Makassar, merupakan gerakan Warga Pandang untuk memperlihatkan kepada seluruh warga bahwa keadilan patutnya di perjuangan, dan solidaritas adalah kunci kemenangan.

Selasa, (21/10) warga Pandang Raya kembali melakukan aksi longmarch ini. Setelah kemarin, Senin (20/10) warga memulai aksinya dari Sudiang sampai camp di samping SPN Batua. Aksi selanjutnya berjalan menyusuri Jalan Urip Sumohardjo. Sesuai dengan targetan bahwa aksi ini akan mengampanyekan kasus Pandang Raya disetiap kampus-kampus yang dilewati, maka kampus yang dipilih adalah Universitas Muslim Indonesia (UMI). Sebelum memasuki kampus UMI, peserta longmarch terlebih dulu berisitirahat di Mesjid Baiturrahman, Panaikang. Mereka menunggu konfirmasi mahasiswa UMI, kabarnya keadaan kampus UMI masih sepi lantaran masih pagi untuk kesana. Jika kampus sepi maka targetan untuk berkampanye didalam kampus akan tidak maksimal.

Setelah mendapatkan konfirmasi dari mahasiswa UMI, peserta longmarch kemudian kembali berjalan menuju Kampus UMI. Di Kampus UMI, peserta Longmarch kemudian diantar oleh beberapa mahasiswa UMI untuk masuk kedalam kampus. Tak ada hambatan yang berarti oleh satpam maupun birokrasi, sehingga aksi kampanye melalui selebaran berjalan cukup lancar.

Rute perjalanan di dalam Kampus UMI untuk menyebarkan selebaran yaitu melalui Fakultas Farmasi – Fakultas Ekonomi – Fakultas Sastra – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Fakultas Pertanian – Fakultas Kedokteran – Fakultas Hukum – Fakultas Agama Islam. Sembari menyebarkan selebaran, mahasiswa juga melakukan orasi dan berkampanye tentang kasus Pandang Raya dan mengajak mahasiswa untuk bersolidaritas dalam gerakan longmarch yang dilakukan oleh Warga Pandang Raya.

Karena kondisi peserta aksi yang lelah karena melakukan perjalanan panjang sebelumnya, maka peserta aksi beristirahat di Sekretariat Unit Penerbitan dan Penulisan Mahasiswa (UPPM). Beberapa peserta kemudian beristirahat, tidur, dan beberapa lainnya berdiskusi sejenak dengan mahasiswa.

Sekitar pukul 14.00 WITA beberapa warga pandang Raya membawakan makan siang untuk peserta aksi. Setelah makan siang peserta aksi kembali melakukan perjalanan ke beberapa fakultas lain seperti Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Teknik. Setelahnya mahasiswa kemudian keluar melalui pintu I UMI, untuk kembali melanjutkan perjalanan ke tempat persinggahan berikutnya, di Universitas Bosowa 45.

Red: Her

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *