Maman Suherman : Tidak Ada Reformasi Hari Ini

0

Makassar, cakrawalaide.com – Maman Suherman Notulen ILK Trans 7 mengingatkan kembali tumbangnya rezim yang membungkam rakyat Indonesia selama 32 tahun yaitu jatuhnya kepemimpinan Soeharto dalam penutupan Makassar Internasional Writers Festifal (MIWF) 2016 di benteng Roterdam, Sabtu (21/05).

Puluhan ribu mahasiswa duduk di DPR soeharto pun berpidato 21 Mei 1998, puluhan ribu mahasiswa bersorak, puluhan juta rakyat berteriak karena kemustahilan telah berubah menjadi kenyataan. Ironisnya 18 tahun Reformasi namun Maman menganggap Tidak ada Reformasi hari Ini.

“Taufik Ismail dengan sederhana menggambarkan lewat puisi Mahasiswa takut dengan dosen, dosen takut pada dekan, dekan takut pada rektor ,rektor takut pada menteri, menteri takut pada presiden, dan presiden takut pada Mahasiswa. Lilin-lilin kecil itu menyala berubah laksana obor diatas gedung MPR, meraksasa laksana matahari panas membakar membara dan membangunkan diri dari tidur yang panjang, dari lelap yang melenakkan dari keputusasaan berubah menjadi harapan dan asa, tetapi sejarah juga mencatat dalam kertas bernoda dan bernokta kelam dan menuliskannya dalam buku yang terkena tetesan perih airmata darah, “ ungkapnya.

MIWF kembali mengingatkan tidak ada reformasi hari ini. Reformasi katanya melahirkan generasi baru yang lebih merdeka, generasi yang lepas dari kungkungan rezim yang teramat mengontrol gerakan, fikiran dan tulisan, sebuah rezim yang mengabaikan keberagaman yang membungkam apa saja yang berbeda dengannya tetapi tetap sambil berteriak parau tentang kebebasan berpendapat tentang Bhinneka Tunggal Ika. “hari ini di bulan yang sama tepat 18 tahun Reformasi Koran-koran tadi pagi masih saja memberikan kabar buku di berangus, diskusi literasi diserbu dan dihentikan, pesan dari langit baca kau tebang kau tumbangkan dengan sepenuh nafsu,”Tegas Maman Suherman.

Ia juga menambahkan kami sangat sadar membaca reformasi Indonesia saat ini adalah membaca pergantian simbol bukan pergantian substans,i membaca reformasi Indonesia adalah menghapal orang-orang yang lupa. Maman Suherman juga mengajak untuk duduk bersama dlam kegiatan MIWF, hadapi buku dengan buku, hadapi pikiran dengan pikiran dan jangan pernah berhenti membaca, baca bacamu karena baca adalah puisi terindah dari langit.

Penulis : Nurwana
Red : Hutomo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *