KPK: Memberantas Korupsi, Sistem Pendidikan di Indonesia Harus Diperbaiki

0
Bx8SekVCQAAv5nN
Abraham Samad dan Blair / Sumber: ACFFest 2014 (ACFFest) Twitter

Makassar, cakrawalaide.com – Melaporkan korupsi kecil-kecilan yang sering terjadi di sekitar tempat tinggal kita melalui Jurnalisme warga dapat membantu kerja-kerja KPK dalam memberantas kasus korupsi di Indonesia. Dalam kegiatan Anti Corruption Film Festival (ACFF) 2014 diadakan di Gedung Mulo, Makassar, KPK mengajak masyarakat umum terutamanya mahasiswa dan pelajar untuk lebih peka melihat praktik korupsi yang terjadi disekitar kita.

Setiap orang bisa melaporkan tindak korupsi dengan cara membuat video atau mengambil gambar suatu peristiwa tindak korupsi dengan menggunakan hand phone, lalu menyebar luaskannya ke social media seperti akun Twitter dan Facebook. Dinilai dapat membantu mencegah korupsi yang terjadi dikalangan masyarakat bawah hingga ke pemerintahan.

Kedatangan ketua KPK, Abraham Samad di Makassar, Sabtu (20/09) dalam acara Talkshow Anti Corruption Film Festival 2014 mengatakan, memberantas korupsi bukan hanya kerja KPK saja, tapi peran masyarakat sangat penting membantu KPK dalam mengusut kasus-kasus korupsi yang terjadi selama ini.

“KPK itu nda ada apa-panya, kami hanya punya seribu lebih pegawai di 34 provinsi di Indonesia, KPK saat ini banyak menangkap pelaku korupsi itu karena bantuan masyarakat juga,” ujar Abraham, saat talk show.

Saat ini, lanjut Abraham, KPK sudah menjalankan beberapa program-program anti korupsi untuk dibidang pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah seperti Taman Kanak-Kanak (TK) hingga ke perguruan tinngi. Program-program anti korupsi itu sudah dijalankan di beberapa daerah yang ada di Indonesia.

“Seperti kemarin kami telah memasukkan buku yang isinya cerita dongeng ke sekolah taman kanak-kanak, buku itu memiliki gambar-gambar anti korupsi, agar si anak lebih paham tentang korupsi sejak dini,” ujarnya lagi

Lanjut, Abraham, menurutnya sistem pendidikan di Indonesia harus diperbaiki, korupsi gampang terjadi itu karena sistem pendidikan di Indonesia dinilai masih kurang efektif, pasalnya dosen-dosen atau pengajar di sekolah-sekolah sering melakukan praktik korupsi. Sehingga praktik-praktik korupsi kian membudaya karena dianggap hal yang biasa dan menjadi sebuah kebutuhan.

“Ciri-ciri Koruptor itu gampang terlihat, lihat saja pegawai negeri, gajinya berapa, rumah yang ditinggalinya, contoh lain juga banyak, coba lihat orang yang berpenampilan mewah tak sebanding dengan gajinya. Contoh anak-anak muda sekarang yang hedon memakai gedget, pasti kalau ada yang terbaru pasti dia ingin mempunyai lagi,” kata Abraham mencontohkan sambil menunjuk salah satu peserta yang memegang gedget.

Abraham menilai, ia lebih menyukai orang yang mencintai pekerjaannya dengan gaji apa adaya tanpa melakukan korupsi. “Saya lebih menghargai orang yang bekerja dengan berpenampilan sederhana sesuai dengan gaji dan pekerjaannya,” kata Abraham yang juga berpenampilan sangat sederhana saat talk show

Kegiatan Movie Day, Anti Corruption Film Festival 2014 yang bekerja sama dengan KPK , juga memberikan pelatihan jurnalistik dan teknik cara pembuatan film pendek bagi peserta yang hadir, terdiri dari mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum. Dari situ diharapkan ada ide-ide cemerlang yang muncul. Sehingga para peserta bisa membuat film pendek anti korupsi  dengan menjadi sutradara sendiri. Film yang terbaik akan diikut sertakan dalam pemutaran film anti korupsi pada saat hari anti korupsi di Jakarta tanggal 9 Desember mendatang.

Penulis: Kamb
Red: Her

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *