Dosen Tetap vs Dosen Honorer, Mana yang Berkualitas ?

0

ist
ist
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Terlepas dari sebuah definisi seorang dosen, setiap orang yag menjadi dosen pasti mempunyai karakteristik sesuai dengan pribadinya masing-masing.

Sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan kualitas pendidikan tinggi, integritas dosen merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan dengan serius. Dalam praktiknya, perguruan tinggi biasanya membagi status dosen menjadi dua, dosen tetap dan dosen honorer. Antara dosen honorer dan dosen tetap terdapat perbedaan hak, wewenang, dan kewajiban. Biasanya dosen tetap memiliki hak dan wewenang yang lebih besar, serta kewajiban yang lebih kompleks.

Penggunaan dosen honorer dinilai cara ampuh untuk membantu mengatasi kesulitan perguruan tinggi mendapatkan dosen bermutu. Tetapi, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Adriana Elisabeth menambahkan, “dosen honorer yang mengajar di dua hingga tiga kampus dalam sehari dapat membuat kualitas mengajar tidak maksimal. Dosen tersebut tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan bahan ajar”. Selain itu dikhawatirkan lulusan kurang berkualitas karena kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa di kampus.

Dengan keberadaan dosen tetap, maka waktu diskusi yang tersedia lebih besar karena dosen selalu berada di kampus. Interaksi dosen dan mahasiswa juga akan lebih intens. Dosen juga harus menunjukkan kepada mahasiswa cara melaksanakan tugas sebagai ilmuwan, seperti bekerja di laboratorium dan riset berbasis keilmuan.

Seiring berjalannya waktu, ada poin yang sangat sensitif, yaitu penghasilan Sebagai dosen honorer yang tidak berdasarkan UMR, melainkan masih berada dibawah standar honor pada umumnya dan berbeda-beda sesuai dengan wilayah atau universitas tempatnya bekerja. Tetapi bila dilihat dari segi interaksi sosialnya dengan mahasiswa di kampus, dosen honorer dinilai lebih mudah beradaptasi dengan mahasiswanya. Apalagi bila usianya masih sangat muda dan tidak jauh beda dari mahasiswanya, dosen honorer akan lebih mudah berbaur dengan mahasiswanya. Semangat dan jiwa muda yang melekat dalam diri dosen honorer akan sangat menguntungkan untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswanya.

Dikalangan mahasiswa sering menkonotasikan dosen yang sibuk menjadi dosen yang biasa di luar. Ini adalah sebuah penyebutan yang bermakna sindiran halus. Itu ditunjukan untuk dosen yang karena kesibukannya di luar hingga melupakan tugasnya, mengajar. Ia lebih menikmati dunia luarnya, karena mungkin ada jaminan finansial yang lebih menjanjikan. Dan sayangnya, asupan gizi mahasiswanya menjadi dinomor duakan, bahkan -mungkin- nomor yang kesekian.

Intinya, dunia pendidikan membutuhukan dosen yang professional, penuh spirit, low profile dan jelas mau terus berbenah. Hidup itu juga seperti kita membangun rumah setahap demi setahap kita melangkah. Jelasnya terus lah meningkatkan kemampuan akademiknya. Dengan segala kurang dan lebihnya sebuah pekerjaan akan lebih bermanfaat apabila kita nyaman dan ikhlas didalamnya.

Hutomo Mariadi Putra
Hutomo Mariadi Putra

Hutomo Mariadi Putra
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Angkatan 2012

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *